Legenda Danau Kelimutu (Kawah 3 warna di negeri atas awan) yang pernah di mata uang Rp.5000 - Barno Suud

Situs Pribadi Barno Suud. Berisi Ilmu Pengetahuan (Knowledge), Planologi (Perencanaan Wilayah dan Kota), Teknik Lingkungan, GIS (Geographic Information System), Agama Islam, Lagu Islam, Sharing Perjuangan, Romance, Bisnis, Traveling, Jasa Pembuatan Peta Digital, Serta artikel bermanfaat lainnya.


Breaking

Home Top Ad

Jangan biarkan Rezeki & Ilmumu hanya untuk dirimu Sendiri . . . !!!

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Tuesday, June 22, 2021

Legenda Danau Kelimutu (Kawah 3 warna di negeri atas awan) yang pernah di mata uang Rp.5000

Foto udara Danau Kelimutu (kawah 3 warna) 

Danau kelimutu yang dikenal dengan danau/kawah tiga warna merupakan salah satu objek wisata unggulan dan merupakan salah satu keajaiban dunia yang terdapat di Indonesia. Danau Kelimutu berada di desa Pemmo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.

Danau kelimutu berada pada ketinggian 1.639 mdpl dengan luas area ketiga danau sekitar 1.051.000 m2 dan menampung volume air sekitar 1.292 juta m3. Danau Kelimutu berada di gunung kelimutu yang tumbuh di dalam kaldera sokonia atau tubuss bersama dengan gunung kelido (1.641 mdpl) dan gunung kelibara (1.630 mdpl). Ketiganya membangun kompleks yang berkesambungan kecuali gunung kelibara yang terpisah oleh lembah dari kaldera sokonia. Dari ketiga gunung tersebut, gunung kelimutu merpakan kerucut tertua dan menunjukkan aktivitas vulkanologi sampai sekarang, yang merupakan kelanjutan dari kaldera Sokonia. 

Danau kelimutu pertama kali ditemukan pada tahun 1915 oleh Van Such Telen, seorang warga Belanda Keturunan Lio. Kemudian semakin dikenal setelah Y. Bouman melukiskannya dalam tulisan pada tahun 1929.  Sejak saat itu, tak hanya wisatawan yang berdatangan tetapi juga para ilmuwan yang melakukan penelitian pada lokasi tempat kejadian langka tersebut.

Danau kelimutu berada di kawasan Taman Nasional Kelimutu yang pada tangggal 26 Februari 1992 telah ditetapkan sebagai Kawasan Konservasi Alam Nasional. 

Menurut kepercayaan masyarakat setempat, nama kelimutu sendiri dipercaya sebagai gabungan dari kata “keli” yang berarti gunung dan “mutu” yang berarti mendidih. Jika digabungkan maka diartikan “gunung mendidih”. 

Danau kelimutu memiliki tiga danau kawah yang memiliki nama berbeda, masing-masing kawah memiliki warna yang berbeda-beda. Dipercaya pula bahwa warna yang berbeda tersebut memiliki kekuatan alam yang sangat dahsyat. 3 kawah tersebut diantaranya :

Tiwu Nuwa Muri Koo Fai : Tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda yang telah meninggal

Tiwu Ata Polo : tempat berkumpulnya jiwa-jiwa jahat yang meninggal

Tiwu Ata Mbupu : Tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal.

Berkenaan dengan warna-warni kawah danau kelimutu tersebut ternyata ada kaitannya dengan legenda setempat. Menurut legenda setempat, konon pada zaman dahulu di puncak gunung Kelimutu atau Bhua Ria yang berarti “hutan lebat penuh awan” hiduplah Konde Ratu bersama rakyatnya. Dari sekian rakyat Konde Ratu tersebut, ada dua orang menonjol yang mampu menggunakan sihir. Yaitu Ata Polo dan Ata Bupu. Mereka bersahabat. Namun mereka mempunyai kebiasaan yang berbeda. Ata Polo merupakan penyihir jahat yang suka memangsa manusia. Sedangkan Ata Bupu sebaliknya, ia merupakan orang yang amat senang berbelas kasih dan mampu menangkal sihir milik Ata Polo. 

Semula Kehidupan di sana  tenang dan damai seperti di daerah lain.  Seketika berubah ketika sepasang Ana Kalo (yatim piatu) datang meminta tolong kepada Ata Bupu untuk melindungi mereka setelah kedua orang tuanya meninggal. Ata Bupu bersedia dengan syarat mereka tidak boleh meninggalkan ladang miliknya agar tidak menjadi mangsa Ata Polo (Seorang Penyihir yang kejam). 

Kekhawatiran Ata Bupu pun terbukti ketika suatu hari Ata Polo datang kerumah Ata Bupu dan mencium bau mangsa yang keluar dari kedua Ana Kalo (yatim piatu) tersebut. Ata Polo berniat ingin memangsanya, namun berhasil dicegah oleh Ata Bupu.

Ata Bupu memohon kepada Ata Polo untuk menunggu mereka hingga dewasa jika ingin memangsanya. 

Hari demi hari, tahun demi tahun berlalu. Tiba masanya kedua Ana Kalo dewasa, Ata Polo menagih janji. Ata Bupu mencoba menghalau Ata Polo yang berusaha sekuat tenaga untuk memangsa para Ana Kalo. Terjadilah pertarungan yang sangat sengit. Ata Bupu tak bisa mengalahkan Ata Polo.

Sadar tidak bisa mengalahkan Ata Polo, Ata Bupu memutuskan untuk kabur ke perut bumi.  Ata Polo semakin membabi-buta untuk mengejar remaja tadi. Dan ketika sedang mengejar dua remaja tadi, ia  juga tertelan bumi, sementara para remaja tewas akibat gempa dan terkubur hidup-hidup. 

Tempat Ata Bupu kabur ke perut bumi menyembul air berwarna biru yang diberi nama Tiwu Ata Bupu. Di tempat tewasnya Ata Polo juga keluar air, tapi berwarna merah darah dan diberi nama Tiwu Ata Polo. Sementara itu, di gua persembunyian para remaja muncul air berwarna hijau tenang dan bernama Tiwu Nuwa Muri Koo Fai.

Keterangan  nama 3 Danau Kelimutu



Referensi :

kelimutu.id

manusialembah.com


No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here