Kisah Kaum-kaum dhuafa yang kini berhasil jadi PNS di kementerian RI - Barno Suud

Situs Pribadi Barno Suud. Berisi Ilmu Pengetahuan (Knowledge), Planologi (Perencanaan Wilayah dan Kota), Teknik Lingkungan, GIS (Geographic Information System), Agama Islam, Lagu Islam, Sharing Perjuangan, Romance, Bisnis, Traveling, Jasa Pembuatan Peta Digital, Serta artikel bermanfaat lainnya.


Breaking

Home Top Ad

Jangan biarkan Rezeki & Ilmumu hanya untuk dirimu Sendiri . . . !!!

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Saturday, October 30, 2021

Kisah Kaum-kaum dhuafa yang kini berhasil jadi PNS di kementerian RI

Assalamu’alaikum wr. Wb.
Apa kabar semuanya? Semoga baik-baik saja dan selalu dalam lindungan ALLAH SWT. Kali ini saya akan membagikan cerita kepada pembaca tentang perjuangan anak desa yang kini jadi PNS di salah satu kementerian Negeri kita tercinta ini. Tepatnya di Kementerian Pertanian RI. Dia dijuluki kaum-kaum dhuafa karena semasa kuliah penuh dengan perjuangan dengan modal enol rupiah. Dari sebuah desa yang terletak di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
Kisah itu berawal dari masa sedih saat sejak kecil ditinggal pisah sama kedua orang tuanya karena alasan materi (ekonomi). Karena terdesak oleh kebutuhan ekonomi, Ketika ia masih kecil ditinggal Ibunya pergi menjadi TKW, sedangkan ayahnya bekerja seadanya di desa. Karena terdesak keadaan, terpaksalah dia harus diramut Embahnya yang berprofesi sebagai penjual pentol keliling desa. Dia dibesarkan bersama Embahnya di Sebuah desa Singkalanyar, Kecamatan Prambon, Kabupaten Ngajuk, Jawa Timur.
Eko merupakan anak yang cerdas. Ia mengawali pendidikannya di SD Negeri 1 Singkalanyar. Lalu kemudian ke SMP Negeri 1 Prambon, Nganjuk. Kemudian melanjutkan sekolah ke SMA Negeri 1 Kediri. Di SD dan SMP lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah, sedangkan SMA jaraknya jauh dari rumah. Dia lebih memilih ke SMA Negeri 1 Kediri karena jaraknya relatif lebih dekat daripada di SMA terkenal di kabupaten Nganjuk.
Selama sekolah SMA dia ngontel jauh. Untuk mengejar waktu setiap habis shalat subuh dia langsung berangkat ke sekolah dengan mengayuh sepeda onthel perjuangannya.
Setelah lulus SMA Eko sempat bingung untuk melanjutkan mimpinya agar bisa kuliah di PTN. Karena setelah SMA, Embahnya tidak ada biaya untuk melanjutkan lagi ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan usaha Eko mencari beasiswa. Walau beasiswa pada zaman dulu tidak semarak sekarang.
Setelah lulus SMA Alhamdulillah Eko ketrima di ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember), salah satu perguruan tinggi terbaik di negeri ini. Kampus ternama yang terletak di Kota Surabaya, yang lokasinya juga jauh dari tanah kelahiran Eko. Dia ambil jurusan Statistika dan Alhamdulillah dapat beasiswa BMU. Sebuah beasiswa yang hanya bisa mengantarkannya untuk proses masuk perguruan tinggi. Selanjutnya SPP dan uang pembangunan harus ditanggung sendiri oleh Mahasiswa.
Eko sangat kebingungan. Jangankan untuk bayar SPP dan uang pembangunan, untuk kebutuhan hidup sehari-hari saja dia bingung dapat darimana. Namun karena kegigihan dan ingin tetep bisa kuliah, ia tetep bekerja keras dengan ikut ngajar les-lesan di Kota Surabaya. Sedangkan untuk tempat tinggal hidup awalnya ikut di pesantren. Sebuah pesantren yang terletak di daerah rungkut yang lokasinya lumayan jauh dari ITS.
Dengan membawa sepeda othel perjuangannya ke kota Surabaya setiap hari ia kayuh untuk pulang pergi ngampus dengan jaraknya relatif jauh. Karena faktor jarak dari kampus, sementara di pesantren banyak kegiatan yang harus diikuti membuat ia merasa keteteran. Akhirnya ia memutuskan untuk tidak tinggal lagi di Pesantren. Ia memilih nebeng temen kos di area dekat kampus ITS. Disebut nebeng karena dia tidak punya biaya untuk tempat tinggal hidup. Untung selama itu dia selalu bertemu dengan pemilik kos yang baik-baik. Kalau tidak pasti dia diusir dari kos yang bukan tempat tinggalnya. :-D
Dari awal kuliah hingga lulus ia nebeng kos. Sedangkan untuk makan, ia makan seadanya. Sering-seringnya dia berpuasa untuk menahan gejolak perut. Kalau tidak ada yang dimakan, ia hanya meminum air untuk mengganjal perutnya. Dia bahkan sering dikasih makan temen/orang lain. Itulah sebabnya dia layak dijuluki kaum-kaum dhuafa oleh temenya yang bernama Tony. :-D hehe. Temen sekolah yang sama-sama seperjuangan dari SMA Negeri 1 Kediri, yang kuliah di ITS dari jurusan matematika. Temen sefakultas tapi beda jurusan dengan Eko.
Fasilitas selama kuliah, Eko tak punya sebagaimana temen-teman. Dia sering menggunakan fasilitas kampus saja. Berbeda dengan anak kuliah zaman sekarang, yang punya laptop, punya ini itu sebagai fasilitas belajar. Tetapi Tidak dengan Eko. Dia sering pinjam fasilitas temen-temennya agar tetep bisa bertahan kuliah.
Berjalannya waktu Eko lulus kuliah pas-pasan. Dengan IPK yang pas-pasan tidak tepat waktu pula. Karena selama kuliah emang berantakan. Mengingat banyak keterbatasan dalam proses belajar di kampus tercinta.
Setelah lulus kuliah Eko bekerja seadanya di Kota Surabaya. Di sebuah lembaga bimbingan belajar dan tetep tinggal di daerah kampus ITS. Dia tinggal sekosan bersama saya.
Walau gaji tidak seberapa yang penting tetep bisa bersyukur. Ia sempat mengikuti tes CPNS dengan kesekian kali. Tiap ada open rekrutmen CPNS ia selalu mencoba ikut. Mengingat mimpinya untuk mengabdi pada negeri begitu kuat.
Ada pengalaman menyakitkan saat ikut tes CPNS. Saat itu pada kesekian kalinya tes di lingkup kementerian Keuangan RI. Saat itu zamannya pemerintahan Bapak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono). Dia berhasil mengikuti tahap awal hingga akhir. Ketika tahap akhir sempat disuruh tanda tangan menyatakan kesanggupan untuk siap ditempatkan dimanapun di lingkup kerja Kementerian Keuangan RI. Namun ketika pengumuman akhir apa yang terjadi tidak seperti yang dibayangkan. Dengan pahit dan menyedihkan ternyata dia dinyatakan tidak lolos tes CPNS.
Eko sempat putus asa, namun karena keinginan yang kuat untuk menjadi abdi negeri ia terus mencoba setiap ada kesempatan CPNS. Ketika masa pemerintahan Bapak SBY longsor. Lalu diteruskan oleh Pemerintah Bapak Joko Widodo sempat terjadi moratorium CPNS. Itu artinya selama beberapa tahun semasa pemerintahan Bapak Joko Widodo tidak ada open rekrutmen CPNS. Namun ketika menjelang akhir periode I pemerintahan Bapak Joko Widodo dibuka kembali tes CPNS tepatnya di tahun 2017 dan 2018.
Berkali-kali dia ikut lagi. Dan lagi-lagi gagal lagi. Terutama di tes TKP (Tes Kepribadian) :-D Setelah gagal berkali-kali. Jika dihitung gagal 8 kali datanglah masa tes CPNS tepatnya tahun 2019 yang kemudian dilanjut tahun 2020, Eko daftar lagi bersama saya.
Dia galo mau memilih formasi apa dan di mana. Dengan iseng saya sarankan untuk istikharah. Walau sebenernya dia juga sempat kepikiran untuk istikharah. Hanya untuk meyakinkan pilihan melalui petunjuk dari ALLAH SWT.
Saya bercanda, mengingat usia sudah harus memikirkan masa depan. Aku bercanda di tempat kosan kecil bersama dia yang penuh dengan kenangan itu.
“Pada akhirnya kelak kita akan meninggalkan kosan ini. Aku akan menikah dengan Bidadari shalihah yang pilih oleh ALLAH SWT untukku dengan skenario yang sangat indah. Sedangkan kamu akan meninggalkan kosan ini setelah ketrima CPNS. Hehe.”
“kalau kita nanti ketrima PNS, beberapa tahun berikutnya kita bisa kuliah lagi di sini. Di ITS. Hehe”.
Dengan ceplas ceplosnya aku bercanda begitu. Sambil cengengesan.
Waktu itu merupakan masa-masa CPNS untuk memilih formasi apa dan di mana.
Setelah istikharah, dia tertidur kebablasan hingga waktu surup/petang. Tidur di kamar kosan itu ternyata dia telah bermimpi. Begitu terbangun dia bercerita katanya habis bermimpi di sebuah kebun-kebun. Langsung saja saya sarankan untuk tidak ragu memilih formasi yang berkaitan dengan kebun-kebun, yakni di kementerian pertanian RI.
Tapi itu hanyalah saran, selebihnya tergantung dia mau milih apa. Setelah dengan penuh pertimbangan pada akhirnya dia memilih di kementerian pertanian. Sedangkan aku memilih kementerian juga. Dia dapat jadwal tes di BKN Kanreg Jawa Timur. Sedangkan aku di Jakarta.
Suatu hari tibalah jadwal Ketika tes CPNS yang penuh dramastis. Ada kabar yang sangat menyedihkan bahwa Embah yang merawatnya sejak kecil meninggal dunia saat hari H tes CPNS. Sehingga membuat pikirannya terganggu sangat bingung antara pulang ke Nganjuk ataukah mengikuti CPNS dulu. Apabila langsung pulang maka konsekuensinya harus mengorbankan masa tes SKD CPNS dan otomatis mimpinya untuk menjadi abdi negara harus kandas ataupun tertunda.
Setelah musyawarah dengan keluarga akhirnya ia memutuskan untuk pulang ke Nganjuk setelah mengikuti tes SKD CPNS dahulu. Saat sore dimana sesi mengikuti tes SKD CPNS ternyata cuaca tidak bersahabat. Cuaca mendung gelap.
Dalam mengerjakan soal test SKD Eko selalu kepikiran Embahnya yang meninggal. Selalu teringat kenangan indah sejak semasa kecil diasuh oleh Embahnya. Sebuah dilematis yang sangat membingungkan. Tapi bagaimanapun juga impian untuk menjadi abdi negara/PNS di salah satu kementerian harus tetep diwujudkan. Kalaupun memilih untuk langsung pulang juga tidak ngatasi untuk mengantarkan ke pemakaman. Sementara itu orang yang sudah meninggal harus segera dimakamkan. Eko pikirannya begitu kalut , namun ia tetep berusaha fokus mengikuti tes SKD CPNS.
Dengan bimbingan Illahi yang tanpa disadari ia mengerjakan soal SKD CPNS dengan runut. Mulai dari TWK, TIU, TKP. Soal TWK merupakan materi kewarganegaraan, TIU Test merupakan intelegansia umum dan TKP merupakan test kepribadian. Dengan masing-masing bentuk soal memiliki pass In grade berbeda-beda. TWK minimal nilai 60, TIU 80 TKP 126 yang merupakan Pass In grade untuk tes CPNS jalur umum.
Masya Allah, dia dapat nilai sangat tinggi. Dengan nilai yang hampir sempurna dengan skor diatas 400. Padahal tuk menggapai skor di atas 400 itu sangat berat. Dan jarang peserta yang mampu melampauinya.
Saat itu kebutuhan formasi yang diambil hanya 1 orang. Saingannya banyak. Ternyata dia berhasil meraih peringkat pertama dari sekian banyak peserta. Setelah SKD CPNS malamnya langsung pulang ke Nganjuk. Namun tidak ngatasi untuk mengantarkan Embahnya ke pemakaman.
Menurutnya ia mendapatkan keajaiban Illahi waktu mengerjakan soal tes SKD CPNS. Dia diberikan kemudahan dalam mengerjakan soal. Sehingga tidak menyangka dapat skor dengan rekor setinggi itu.
Lalu untuk tahap SKB dia juga berhasil mendapatkan peringkat pertama lagi dengan nilai tertinggi. Alhamdulillah impian untuk menjadi PNS di lingkup kementerian di negeri ini akhirnya terwujud. Ternyata ceplas ceplosku bersama dia tempo itu menjadi kenyataan.
Pada tahun 2020. Alhamdulillah Eko berhasil menjadi PNS. Sedangkan aku menikah dengan bidadari shalihah yang dipilih oleh ALLAH SWT untukku dengan skenario yang sangat indah. Aku menikah dengan wanita yang dipilih oleh ALLAH SWT untukku tanpa melalui pacaran.
Dengan sekenario-Nya yang sangat indah, Setelah sekian lama tak ada kabar hilang kontak dengan Guru ngaji waktu di masjid kampus dulu, tiba-tiba ALLAH SWT menyambungkan sillaturrahim kembali. Tiba-tiba Beliau menghubungiku menanyakan kabar dan berniat ingin menjodohkanku dengan santriwati Beliau.
Beliau merupakan guru tahfidz Qur’an. Aku dijodohkan dengan santriwati Beliau, seorang Huffadz tenaga medis yang bekerja di rumah sakit dan kampus almamaternya Universitas Airlangga. Dia sedang menempuh pendidikan pasca sarjana.
Saya kira Ustadz bercanda. Karena dulu kenangan semasa saya mengaji, Beliau suka bercanda. Saya disuruh ke rumah Beliau, pikir dalam batinku itung-itung buat sillaturrahim yang telah lama hilang. Begitu suatu hari kesana ternyata Beliau sungguh-sungguh, tiba beberapa menit si dia datang ke rumah Ustadz. Aku pun malu-malu bertemu si dia. :-D Dan selanjutnya kami proses. Dengan cerita yang panjang Alhamdulillah akhirnya aku menikah juga. Sedangkan Eko sekarang dinas di Ibu Kota Jakarta di Kementerian Pertanian RI. Cerita perjodohanku dengan si dia selengkapnya di sini klik.
Semoga Sukses selalu. Aamiin3x Ya Robbal’alamiin.
Demikian cerita, semoga bermanfaat.
Terimakasih buat Bapak-bapak, Ibu-Ibu, Mas-Mas, Mbak-Mbak, Adik-adik yang telah berkenan mampir ke sini. Jangan lupa dukung terus. Terimakasih.

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here